FTMM NEWS – Teknologi nano semakin berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Hingga saat ini, banyak negara maju yang sudah mengembangkan teknologi nano, antara lain adalah Amerika Serikat, Australia, dan Inggris. Perkembangan teknologi nano contohnya ada dalam bidang pertanian. 

Prof. Norio Taniguchi, seorang ahli fisika dari Jepang, mengembangkan teknologi nano pertama kali semenjak tahun 1974. Kemudian pada tahun 1980, Dr. K. Eric Drexler mengeksplorasi bidang ini dan menjadi seorang ahli di dalam bidang teknologi nano. Kata nano sendiri berasal dari bahasa Yunani yang bermakna kerdil. Pada intinya, nano adalah sebuah satuan dari panjang yang memiliki ukuran dan simbol 1 nano meter atau 1 nm. Menurut Duncan, teknologi nano ini terdiri atas karakteristik, fabrikasi, dan manipulasi struktur serta bahan.

Penerapan Teknologi Nano dalam Bidang Pertanian

Dalam bidang pertanian, teknologi nano dapat bermanfaat dalam peningkatan produktivitas dari tanaman dan kualitas produk. Penerapan teknologi ini akan dapat meningkatkan pendapatan dari sistem pertanian yang ada. Penerapan teknologi nano ini terdiri dari 3 bagian, yaitu:

  1. Formulasi nano agrokimia yang berguna sebagai pestisida tanaman dengan penerapan 3 tipe material dari nano yakni polimer organik, senyawa anorganik dan material dari hybrid
  2. Potensi pengembangan perangkat dari nan0
  3. Penerapan sensor teknologi nano dalam mengidentifikasi penyakit serta residu dari agrokimia

Beberapa contoh penerapan teknologi nano dalam bidang pertanian antara lain:

1) Pupuk nano

Pupuk nano adalah pupuk yang menggunakan partikel nanopartikel sebagai bahan utamanya. Partikel-partikel tersebut dapat menembus dinding sel tumbuhan dan memberikan nutrisi yang lebih efektif. Pupuk nano dapat meningkatkan hasil panen dan mengurangi penggunaan pupuk kimia.

2) Pestisida nano

Pestisida nano adalah pestisida yang menggunakan partikel-partikel nano untuk mengendalikan hama dan penyakit pada tanaman. Pestisida nano dapat memberikan perlindungan yang lebih efektif, mengurangi penggunaan bahan kimia yang berbahaya, dan memperpanjang masa simpan tanaman.

3) Sensor nano

Sensor nano adalah alat yang dapat mendeteksi tingkat kelembaban, suhu, pH tanah, dan kadar nutrisi dalam tanah dan air. Sensor nano dapat membantu petani untuk memantau kondisi tanah dan udara, serta mengambil tindakan yang diperlukan untuk meningkatkan hasil panen.

4) Benih nano

Benih nano adalah benih yang telah diperkaya dengan nanopartikel nutrisi, pupuk, dan pestisida. Benih nano dapat meningkatkan pertumbuhan dan keberhasilan tanaman, serta mengurangi penggunaan pupuk dan pestisida kimia.

5) Kemasan nano

Kemasan nano adalah kemasan yang menggunakan partikel-partikel nano untuk menjaga kesegaran dan memperpanjang masa simpan produk pertanian. Kemasan nano dapat mengurangi pemborosan makanan dan meningkatkan efisiensi produksi.

Potensi Penerapan Teknologi Nano dalam Bidang Pertanian

Penerapan teknologi nano dalam bidang pertanian memiliki potensi besar untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi pertanian, serta mengurangi dampak lingkungan. Namun, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk memastikan keamanan dan efektivitas teknologi nano dalam bidang pertanian.

Sumber: https://retizen.republika.co.id/posts/215796/penerapan-teknologi-nano-dalam-bidang-pertanian

Penulis:  Izzah Melisa Putri

Editor: Rizky Astari Rahmania

source
https://unair.ac.id

By sintek