Kemdikbudristek telah melakukan berbagai langkah untuk memberikan dukungan kepada mahasiswa dalam program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), salah satunya adalah melalui Program Riset Keilmuan penelitian desa yang didanai oleh LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) melalui seleksi proposal yang diajukan oleh tim peneliti dari Universitas Airlangga dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember, dengan Prof. Dr. Yosephine Sri Wulan Manuhara sebagai ketua tim dan Dr. Anjar Tri Wibowo serta Drs. Djarot Sugiarso, M.S. sebagai anggota tim. Judul penelitian ini adalah “Pengembangan Teknik Hidroponik Sistem Drip Irrigation dan Nutrient Film Technique dalam Produksi Buah Melon: Upaya Pemberdayaan Pemuda di Desa Kemiri, Kecamatan Singojuruh, Kabupaten Banyuwangi.”

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memungkinkan mahasiswa untuk melaksanakan penelitian tugas akhir di daerah asal mereka, terutama dalam situasi pandemi Covid-19 yang membuat akses ke laboratorium Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga terbatas. Selain itu, kegiatan ini bertujuan untuk menerapkan ilmu yang telah dipelajari oleh mahasiswa dalam mengembangkan teknologi pertanian yang ramah lingkungan. Kegiatan ini dilaksanakan dari bulan Maret hingga Juli 2022 dan mencakup berbagai tahap, seperti pembangunan rumah kaca, penyemaian bibit melon, pembuatan sistem hidroponik drip irrigation dan nutrient film technique (NFT), persiapan media tanam (sekam, campuran sekam dan kompos, kompos), pemindahan bibit melon ke dalam sistem hidroponik DIS dan NFT, perawatan tanaman selama sekitar 70 hari setelah transplantasi, pemantauan pertumbuhan tanaman, penyerbukan, analisis daun dan buah (kadar klorofil, kadar nitrogen, kadar mineral), dan analisis data.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan tanaman melon lebih baik pada sistem hidroponik DIS dibandingkan NFT. Ini terlihat dari pertumbuhan selama empat minggu setelah transplantasi, termasuk parameter tinggi tanaman, jumlah daun, lebar daun, dan diameter batang. Penggunaan media tanam yang berbeda dalam sistem DIS juga mempengaruhi pertumbuhan tanaman, dengan penggunaan kompos menunjukkan pertumbuhan terbaik pada jumlah daun dan diameter batang, sedangkan campuran sekam dan kompos memberikan hasil terbaik untuk lebar daun dan tinggi tanaman. Kadar klorofil tertinggi ditemukan pada tanaman melon yang ditanam dengan sistem NFT. Berat buah tertinggi dicapai dengan penggunaan kompos sebagai media tanam, namun kadar gula total dan nitrogen buah tidak berbeda signifikan di antara semua perlakuan, termasuk kadar nitrogen pada daun. Berdasarkan analisis data, disimpulkan bahwa penggunaan sistem hidroponik DIS lebih baik daripada NFT untuk budidaya melon, sementara kompos adalah media tanam yang paling efektif.

Melalui program MBKM ini, mahasiswa Program Studi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, berhasil menyelesaikan penelitian skripsi mereka tepat waktu dan mendapatkan pengalaman penelitian yang dapat diterapkan dalam berwirausaha produksi buah melon, dengan memanfaatkan rumah kaca yang telah dibangun di desa mereka. Selain itu, hasil penelitian ini juga dapat diintegrasikan ke dalam mata kuliah Fisiologi Tumbuhan untuk mahasiswa Biologi semester tiga.

By Nuroq