FTMM NEWS – Permasalahan di bidang pertanian yang tidak ada habisnya adalah hama. Berbagai cara telah petani lakukan untuk mengendalikan hama, salah satunya adalah penggunaan pestisida konvensional. Namun, jika menggunakan pestisida dalam jumlah yang berlebihan dapat membahayakan kesehatan manusia maupun lingkungan. Pemakaian pestisida yang berlebihan juga dapat menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem dan berakhir dengan ledakan populasi hama. Petani pun sebenarnya telah memahami betul dampak dari penggunaan pestisida. Namun, agaknya para petani seperti tidak memiliki alternatif lain selain menggunakan pestisida dalam membasmi hama.

Nanopestisida merupakan pestisida yang terbuat dari partikel nano. Partikel nano memiliki ukuran yang sangat kecil, yaitu 1 – 100 nm. Manfaat nanopestisida selain untuk tanaman yaitu, dapat memastikan akses universal dalam pemantauan kualitas air untuk pembangunan pertanian yang berkelanjutan dan berkontribusi pada pencapaian Sustainable  Development Goals (SDGs) poin 6, yaitu “Clean Water and Sanitation”. Nanopestisida memiliki potensi untuk mengurangi penggunaan pestisida secara keseluruhan. Pestisida konvensional sering kali mencemari air tanah dan sungai yang mengakibatkan pencemaran air. Penggunaan nanopestisida yang lebih efisien dapat mengurangi kebutuhan pestisida konvensional, sehingga dapat membantu melindungi sumber air bersih.

Pengembangan nanopestisida menggunakan berbagai bahan nanomaterial, seperti silika, polimer, logam, dan lainnya. Pemrosesan nanopestisida yakni secara kimia, yang mana dalam pembuatannya menggunakan bahan aktif dalam bentuk nano dan melibatkan pembuatan formulasi yang stabil dalam ukuran nano. Proses kimia dalam pembuatannya bertujuan untuk mengubah bahan aktif menjadi partikel nano dalam pembentukan nanopestisida. Nanopestisida memiliki beberapa keunggulan. Pertama, nanopestisida memiliki efisiensi yang lebih tinggi karena ukuran partikel nano yang memungkinkan penyerapan yang lebih baik oleh tanaman. Kedua, nanopestisida memiliki toksisitas yang lebih rendah, sehingga dapat mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Ketiga, nanopestisida dapat melepaskan bahan aktif secara bertahap, sehingga dapat memberikan perlindungan jangka panjang terhadap tanaman. Di sisi lain, penggunaan nanopestisida juga memiliki keterbatasan. Salah satunya adalah kurangnya penelitian yang komprehensif mengenai efek nanopestisida terhadap kehidupan biologis dan ekosistem. Penelitian lebih lanjut dalam bidang biotoksikologi dan ekologi juga perlu untuk memahami dampak jangka panjang dari nanopestisida. Selain itu, pengembangan nanopestisida juga memerlukan penilaian risiko dan pengawasan ilmiah yang ketat untuk memastikan keamanan penggunaannya. 

 Daftar Pustaka 

Li, X., Chen, Y., Xu, J., Lynch, I., Guo, Z., Xie, C., & Zhang, P. (2023). Advanced Nanopesticides: Advantage and Action Mechanisms. Plant Physiology and Biochemistry, 203, 1–12. https://doi.org/10.1016/j.plaphy.2023.108051  

Mubeen, I., Fawzi Bani Mfarrej, M., Razaq, Z., Iqbal, S., Naqvi, S. A. H., Hakim, F., Mosa, W. F. A., Moustafa, M., Fang, Y., & Li, B. (2023). Nanopesticides In Comparison With Agrochemicals: Outlook and Future Prospects For Sustainable Agriculture. Plant Physiology and Biochemistry, 198, 1–13. https://doi.org/10.1016/j.plaphy.2023.107670  

Prasad, R., Bhattacharyya, A., & Nguyen, Q. D. (2017). Nanotechnology In Sustainable Agriculture: Recent Developments, Challenges, and Perspectives. Frontiers in Microbiology, 8, 1–13. https://doi.org/10.3389/fmicb.2017.0101 

 

Penulis : Vita Ersalina Putri

Editor : Andri Hariyanto

source
https://unair.ac.id

By sintek