FTMM NEWS – Limbah industri pabrik tahu memegang peranan penting. Menurut jurnal In Proceeding of Chemistry Conferences Limbah dari proses pembuatan tahu memiliki dua bentuk, yaitu padat dan cair. Dalam bentuk padat dari tahu dapat termanfaatkan langsung sebagai pakan ternak atau menjadi makanan tambahan. Sementara dalam cair dari proses tahu memerlukan pengolahan dengan metode biologi atau kimia.  Namun, sementara ini industri pabrik tahu memainkan peran vital, proses produksinya menimbulkan kendala serius terkait pengelolaan limbah cair. Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah menetapkan standar kualitas untuk limbah cair dari industri kedelai di wilayah tersebut.Aturan tersebut tertulis di dalam Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 72 Tahun 2013.

Jurnal Agribisnis Indonesia melaporkan bahwa pabrik tahu yang menggunakan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) seharusnya memiliki potensi penurunan keuntungan. Pabrik-pabrik tersebut berpotensi meningkatkan keuntungan dengan mendapatkan insentif dari kenaikan harga jual tahu sekitar 1,26 hingga 2,82 persen. Jika harga kedelai turun menjadi Rp. 9.521/kg hingga Rp. 9.787/kg, pabrik tahu dengan IPAL dapat mengoptimalkan keuntungannya. Pabrik tahu yang memakai IPAL lebih responsif terhadap perubahan daripada yang tidak menggunakan. Selain itu pabrik tahu dengan IPAL juga lebih reaktif terhadap perubahan harga bahan baku kedelai dibandingkan dengan perubahan upah tenaga kerja. Alhasil menjadi dilema karena para pengelola pabrik tahu menginginkan sebuah kestabilan harga dan meminimalisir kerugian saat harga bahan baku mengalami naik turun.

Untuk mengatasi masalah ini, menggabungkan integrasi teknologi Internet of Things (IoT) dengan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) telah muncul sebagai solusi inovatif yang berpotensi mengubah pendekatan pabrik tahu dalam mengelola cara produksinya. Melalui penerapan teknologi IoT, pabrik tahu dapat memanfaatkan sensor-sensor yang terkoneksi untuk memantau parameter-parameter kritis secara real-time. Hasil Informasi yang oleh sensor-sensor ini, seperti kualitas air, suhu, tingkat keasaman (pH), dan kandungan bahan kimia, memberikan pemahaman yang lebih mendalam.Dengan memanfaatkan teknologi IoT, pabrik tahu dapat meningkatkan tingkat kontrol dan pemantauan terhadap limbah cairnya dengan lebih akurat. Hal ini memungkinkan pengurangan risiko pencemaran lingkungan.Dalam segi ekonomi dapat memangkas biaya untuk pengawasan dan biaya maintenance.

 Referensi :

 Cahyani, M. R., Zuhaela, I. A., Saraswati, T. E., Raharjo, S. B.,dkk. (2021). Pengolahan limbah tahu dan potensinya. In Proceeding of Chemistry Conferences (Vol. 6, pp. 27-33)

Qatrunada, S. S., Kusnadi, N., & Putri, T. A. (2023). Kelayakan Finansial Pabrik Tahu dengan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Jurnal Agribisnis Indonesia (Journal of Indonesian Agribusiness), 11(1), 159-173.

 Penulis : Traju Muktito Ajie

Editor : Andri Hariyanto

source
https://unair.ac.id

By sintek