FTMM NEWS – Fakultas Teknologi Maju dan Multisiplin (FTMM) Universitas Airlangga (UNAIR) terus menunjukkan komitmen pengabdian masyarakat melalui program Belajar Bersama Komunitas (BBK) periode ke-3. Program tersebut menerjunkan mahasiswa ke berbagai daerah untuk berkontribusi dan memberikan gagasan kepada masyarakat. Salah satu tujuan penerjunan mahasiswa berlokasi di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi. Bersama masyarakat setempat, kelompok BBK 3 Desa Kemiren menggagas sosialisasi dan aksi pembuatan ekoenzim sebagai solusi untuk mengatasi limbah sampah.

Kelompok tersebut sangat antusias mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) poin ke-11, yaitu Permukiman yang Berkelanjutan melalui pengelolaan sampah. Mereka adalah Elsa Hertria Putri (FTMM), Meryna Annisa (FEB), Tio Zulfa Azimata Rusdi (FEB), Salsabilla Auliya Iffaa Khalishah (FEB), Moch Ilyas Saktiono Putra (FST), Windya Avianti (FIB), Elsa Widia Anggraini (FKp), Afaf Heny Sintya Devy (FIKKIA), dan Siti Nur Fadhila (FIKKIA).

Upaya Wujudkan Desa Berkelanjutan

Sosialisasi dan Edukasi Terkait Ekoenzim kepada Masyarakat Desa Kemiren (Sumber: Dokumentasi Tim)

 

Tercatat oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Desa Kemiren merupakan desa wisata dengan kategori maju. Kepada kelompok BBK 3 Desa Kemiren, pihak Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) setempat mengungkapkan bahwa sedang berupaya mengembangkan desa wisata yang berkelanjutan. Menurut buku Pedoman Desa Wisata, terdapat tiga aspek pembangungan pariwisata berkelanjutan, salah satunya adalah aspek lingkungan. Namun, salah satu anggota POKDARWIS menyebutkan bahwa kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan sampah masih menjadi tantangan dalam meningkatkan daya tarik wisata Desa Kemiren.

“Tahun 2022 kami mendapat alat untuk mengolah sampah, tetapi kesadaran masyarakat (dalam pengelolaan sampah) masih kurang. Jadi, selama ini alatnya terbengkalai dan sudah tidak berfungsi,” ucap Elsa menyampaikan informasi dari salah satu anggota POKDARWIS.

Berakar dari masalah tersebut, Elsa bersama kelompoknya berinisiatif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan sampah melalui serangkaian program kerja di bidang lingkungan. Salah satu program kerja tersebut adalah sosialisasi dan aksi pembuatan ekoenzim bersama ibu-ibu PKK yang berlangsung di Balai Desa Kemiren pada Jumat (19/1/2023). 

Ekoenzim: Segudang Manfaat

Demo Pembuatan Ekoenzim oleh Salah Satu Anggota Kelompok KKN BBK Desa Kemiren. (Sumber: Dokumentasi Kelompok)

Ekoenzim merupakan salah satu produk hasil pengelolaan sampah organik melalui proses fermentasi sederhana dengan bantuan cairan gula merah. Proses pembuatannya cukup sederhana, yaitu dengan mencampurkan air, cairan gula merah, dan sampah organik dalam suatu wadah tertutup. 

“Kami mengumpulkan sampah organik sisa dapur, membersihkannya, dan memasukkannya ke dalam cairan gula merah yang telah encer. Rasionya 60% air, 10% cairan gula merah, dan 30% adalah sampah organik,” ujar mahasiswa Teknologi Sains Data tersebut.

Dalam kegiatan sosialisasi pengelolaan sampah tersebut, aksi pembuatan ekoenzim menggunakan galon bekas air mineral sekali pakai berukuran 15 liter sebagai wadah. Galon tersebut kemudian memasukkan air, cairan gula merah, dan sampah organik yang telah terpotong-potong. Selanjutnya, perlu mengaduk campuran supaya cairan gula merah larut secara keseluruhan, kemudian tutup rapat.

“Ekoenzim dapat dipanen setelah proses fermentasi selama 1 – 3 bulan. Hasil ekoenzim ini nantinya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk pendamping pupuk penyubur tanah, sterilisasi air kolam ikan, atau cairan pembersih rumah tangga. Untuk penggunaannya,  cukup sederhana, hanya melarutkan ekoenzim dan air dengan rasio 1:10,” terang Elsa.

Melalui kegiatan tersebut, Elsa dan kelompoknya berharap dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan sampah. Hasil pengelolaan berupa ekoenzim juga diharapkan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk berbagai hal. Dengan demikian, permasalahan aspek lingkungan dapat ditekan untuk mendukung upaya mewujudkan desa wisata berkelanjutan.

Penulis: Maissy Ar Maghfiroh dan Elsa Hertria Putri

Editor: Ananta Adhi Wardana

 

source
https://unair.ac.id

By sintek