Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. TBC terutama menyerang paru-paru, tetapi juga dapat mempengaruhi bagian lain dari tubuh, seperti ginjal, tulang, dan otak. Meskipun penyakit ini dapat diobati dan dicegah, TBC tetap menjadi salah satu masalah kesehatan utama di banyak negara, termasuk Indonesia. Artikel ini akan membahas tentang pengertian TBC, penyebab, gejala, diagnosis, pengobatan, dan pencegahannya.

Pengertian TBC

TBC adalah infeksi bakteri yang menyebar melalui udara ketika seseorang yang terinfeksi batuk, bersin, atau berbicara. Bakteri ini dapat tertular ke orang lain yang menghirup udara yang mengandung bakteri tersebut. Infeksi TBC bisa tetap laten (tidak menunjukkan gejala) atau berkembang menjadi penyakit aktif yang menular.

Penyebab TBC

Penyebab utama TBC adalah bakteri Mycobacterium tuberculosis. Beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena TBC meliputi:

  1. Kontak dengan Penderita TBC: Berada dekat dengan orang yang mengidap TBC aktif.
  2. Sistem Kekebalan Tubuh Lemah: Orang dengan HIV/AIDS, diabetes, atau kondisi lain yang melemahkan sistem kekebalan tubuh.
  3. Kondisi Hidup yang Padat: Tinggal di lingkungan dengan kepadatan penduduk yang tinggi.
  4. Gizi Buruk: Kurangnya nutrisi dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh.
  5. Penggunaan Obat-obatan Tertentu: Obat-obatan yang menekan sistem kekebalan tubuh, seperti obat kemoterapi.

Gejala TBC

Gejala TBC bervariasi tergantung pada bagian tubuh yang terinfeksi. TBC paru-paru adalah yang paling umum dan memiliki gejala berikut:

  1. Batuk yang Berlangsung Lama: Batuk terus-menerus selama lebih dari tiga minggu.
  2. Batuk Darah atau Dahak: Mengeluarkan dahak bercampur darah.
  3. Nyeri Dada: Rasa nyeri saat bernapas atau batuk.
  4. Demam dan Berkeringat di Malam Hari: Demam yang disertai dengan keringat berlebihan di malam hari.
  5. Penurunan Berat Badan: Kehilangan berat badan tanpa sebab yang jelas.
  6. Kelelahan: Rasa lelah yang berkelanjutan tanpa alasan yang jelas.

Diagnosis TBC

Diagnosis TBC melibatkan beberapa langkah, termasuk:

  1. Uji Kulit Tuberkulin: Menyuntikkan zat tuberkulin ke kulit untuk melihat reaksi kekebalan tubuh.
  2. Tes Darah: Mengukur respon kekebalan tubuh terhadap bakteri TBC.
  3. Rontgen Dada: Melihat kondisi paru-paru dan memeriksa tanda-tanda infeksi.
  4. Sputum Test: Memeriksa dahak di bawah mikroskop untuk mendeteksi bakteri TBC.

Pengobatan TBC

Pengobatan TBC biasanya melibatkan kombinasi antibiotik yang harus diminum selama 6 hingga 9 bulan. Beberapa obat yang umum digunakan termasuk:

  1. Isoniazid (INH)
  2. Rifampisin (RIF)
  3. Ethambutol (EMB)
  4. Pyrazinamid (PZA)

Penting untuk mengikuti pengobatan dengan tepat dan menyelesaikan seluruh kursus antibiotik, bahkan jika gejala sudah hilang, untuk mencegah resistensi obat.

Pencegahan TBC

Pencegahan TBC melibatkan beberapa langkah, termasuk:

  1. Vaksinasi: Vaksin BCG (Bacillus Calmette-Guerin) dapat membantu melindungi anak-anak dari bentuk TBC yang parah.
  2. Pengobatan Preventif: Orang dengan infeksi laten TBC dapat diberikan antibiotik untuk mencegah perkembangan penyakit aktif.
  3. Hidup Sehat: Menjaga pola makan yang sehat, berolahraga, dan menghindari merokok dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh.
  4. Hindari Kontak dengan Penderita TBC: Mengurangi risiko penularan dengan menghindari kontak dekat dengan orang yang mengidap TBC aktif.
  5. Ventilasi yang Baik: Membuka jendela dan memastikan aliran udara yang baik di rumah dan tempat kerja.

Tuberkulosis adalah penyakit menular yang serius, tetapi dapat dicegah dan diobati. Dengan memahami penyebab, gejala, diagnosis, pengobatan, dan langkah-langkah pencegahan, kita dapat lebih efektif dalam mengendalikan penyebaran TBC dan melindungi kesehatan masyarakat. Penting untuk meningkatkan kesadaran tentang TBC dan mendorong deteksi dini serta pengobatan yang tepat untuk mengurangi dampak penyakit ini.

Baca Artikel Berikut : Riwayat Tuberkulosis pada Pasien dengan Kegagalan Pengobatan

By admin