Sifilis adalah infeksi menular seksual (IMS) yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Infeksi ini dapat mempengaruhi berbagai bagian tubuh dan memiliki beberapa tahapan dengan gejala yang berbeda-beda. Sifilis dikenal sebagai “penyakit seribu wajah” karena gejalanya yang bervariasi.

Penyebab

Sifilis disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum, yang ditularkan melalui kontak langsung dengan luka atau ulkus sifilis pada kulit atau selaput lendir selama hubungan seksual. Sifilis juga dapat menular dari ibu ke anak selama kehamilan atau persalinan, yang disebut sifilis kongenital.

Gejala

Sifilis berkembang dalam beberapa tahapan, masing-masing dengan gejala yang berbeda:

  1. Tahap Primer:
  • Gejala utama adalah munculnya luka (chancre) yang tidak nyeri di tempat infeksi awal, biasanya pada alat kelamin, rektum, atau mulut.
  • Luka ini biasanya muncul 10-90 hari setelah terpapar bakteri dan bisa sembuh sendiri dalam beberapa minggu.
  1. Tahap Sekunder:
  • Ditandai dengan ruam kulit yang menyebar ke seluruh tubuh, serta lesi mukosa yang disebut kondiloma lata.
  • Gejala lainnya mungkin termasuk demam, pembengkakan kelenjar getah bening, dan sakit tenggorokan.
  • Gejala ini dapat hilang dalam beberapa minggu atau bulan tanpa pengobatan.
  1. Tahap Tersier:
  • Jika tidak diobati, sifilis dapat berkembang menjadi tahap tersier, yang bisa mempengaruhi organ-organ vital seperti jantung, otak, dan sistem saraf.
  • Gejala termasuk kerusakan pada organ internal, masalah kardiovaskular, dan gangguan saraf.
  1. Sifilis Kongenital:
  • Bayi yang terinfeksi sifilis saat dalam kandungan dapat lahir dengan gejala seperti ruam kulit, gangguan tulang, dan masalah kesehatan lainnya.

Diagnosis

Sifilis didiagnosis melalui pemeriksaan fisik, tes darah untuk mendeteksi antibodi terhadap bakteri Treponema pallidum, atau dengan tes lainnya seperti tes cepat sifilis atau mikroskopi gelap pada luka sifilis.

Pengobatan

Sifilis dapat diobati secara efektif dengan antibiotik, biasanya penisilin. Pengobatan harus diberikan sesuai dengan tahapan sifilis yang dialami pasien. Pengobatan yang tepat dan tepat waktu penting untuk mencegah komplikasi lebih lanjut dan mengurangi risiko penularan.

Pencegahan

Untuk mencegah sifilis, disarankan untuk:

  • Menggunakan kondom saat berhubungan seksual.
  • Melakukan tes kesehatan secara rutin, terutama jika memiliki banyak pasangan seksual atau berisiko tinggi.
  • Berkomunikasi terbuka dengan pasangan seksual tentang riwayat kesehatan dan melakukan tes IMS secara berkala.

Sifilis adalah infeksi menular seksual yang dapat menimbulkan berbagai gejala dan komplikasi jika tidak diobati dengan benar. Memahami gejala, melakukan tes secara rutin, dan menjalani pengobatan yang tepat adalah langkah penting dalam mengelola dan mencegah penyakit ini. Jika Anda merasa memiliki risiko atau mengalami gejala yang mencurigakan, segera konsultasikan dengan profesional medis.

Baca Artikel Berikut : Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil terkait Pencegahan Penularan Penyakit Sifilis dari Ibu Hamil ke Bayi di Surabaya

By admin