Limfoma Burkitt adalah jenis limfoma non-Hodgkin yang agresif dan cepat tumbuh. Kondisi ini pertama kali dijelaskan oleh Denis Burkitt pada tahun 1958, yang menyadari pola tertentu dari tumor yang terjadi di bagian tengah Afrika. Limfoma Burkitt sering terkait dengan infeksi virus Epstein-Barr dan memiliki prevalensi yang lebih tinggi di daerah-daerah dengan tingkat infeksi yang lebih tinggi.

Penyebab

Meskipun penyebab pasti limfoma Burkitt belum sepenuhnya dipahami, infeksi virus Epstein-Barr diyakini menjadi faktor risiko utama. Infeksi virus ini menyebabkan pertumbuhan sel B yang tidak terkendali, yang dapat menyebabkan perkembangan limfoma. Faktor genetik dan lingkungan juga dapat berperan dalam perkembangan penyakit ini.

Gejala

Gejala limfoma Burkitt bervariasi tergantung pada lokasi tumor dan seberapa cepat tumor tersebut tumbuh. Gejala umum termasuk:

  • Pembengkakan kelenjar getah bening di leher, ketiak, atau pangkal paha.
  • Pembengkakan perut atau nyeri karena pembesaran limpa atau hati.
  • Demam yang tidak dapat dijelaskan.
  • Kehilangan berat badan yang tidak disengaja.
  • Malaise atau rasa tidak enak badan secara umum.
  • Pilek, batuk, dan kesulitan bernapas jika tumor terletak di dada.

Diagnosis

Diagnosis limfoma Burkitt biasanya melibatkan serangkaian tes dan prosedur, termasuk:

  1. Pemeriksaan Fisik: Dokter akan memeriksa gejala dan tanda-tanda fisik penyakit.
  2. Tes Darah: Tes darah lengkap dapat mengungkapkan adanya peningkatan jumlah sel darah putih, yang dapat menunjukkan adanya infeksi atau gangguan imun.
  3. Biopsi: Biopsi kelenjar getah bening atau tumor dilakukan untuk memeriksa sampel jaringan di bawah mikroskop dan mengidentifikasi jenis limfoma.
  4. Pencitraan: CT scan, MRI, atau PET scan mungkin dilakukan untuk menentukan lokasi dan ukuran tumor serta seberapa jauh penyakit telah menyebar.

Pengobatan

Pengobatan limfoma Burkitt biasanya agresif dan melibatkan kombinasi terapi, termasuk:

  1. Kemoterapi: Kemoterapi adalah terapi utama untuk limfoma Burkitt. Protokol kemoterapi yang umum digunakan melibatkan penggunaan kombinasi agen kemoterapi seperti cyclophosphamide, vincristine, dan prednisone (CVP) atau regimen lebih agresif seperti regimen R-CHOP (rituximab, cyclophosphamide, doxorubicin, vincristine, dan prednisone).
  2. Imunoterapi: Terapi dengan antibodi monoklonal seperti rituximab juga dapat digunakan, terutama pada limfoma Burkitt yang terkait dengan infeksi virus Epstein-Barr.
  3. Radioterapi: Radioterapi mungkin digunakan sebagai tambahan untuk mengobati tumor yang besar atau terlokalisasi.

Prognosis

Prognosis limfoma Burkitt tergantung pada seberapa dini penyakit terdiagnosis dan seberapa cepat pengobatan dimulai. Dengan pengobatan yang tepat, banyak pasien dapat mencapai remisi lengkap. Namun, jika tidak diobati, limfoma Burkitt dapat berkembang dengan cepat dan menjadi fatal dalam beberapa minggu atau bulan.

Limfoma Burkitt adalah jenis limfoma non-Hodgkin yang agresif dan cepat tumbuh. Meskipun merupakan penyakit yang serius, banyak pasien dengan limfoma Burkitt dapat mencapai remisi lengkap dengan pengobatan yang tepat. Penting untuk mendeteksi dan mendiagnosis penyakit ini secepat mungkin untuk memulai pengobatan yang sesuai. Dengan pengelolaan yang tepat, harapan hidup dan kualitas hidup pasien dengan limfoma Burkitt dapat ditingkatkan secara signifikan.

Baca Artikel Berikut : Efusi Pleura pada Limfoma Burkitt

By admin