Kolestasis adalah kondisi medis yang terjadi ketika aliran empedu dari hati terhambat, yang mengakibatkan penumpukan zat-zat berbahaya dalam tubuh. Ini dapat menyebabkan gejala yang mengganggu dan mengancam kesehatan, terutama pada wanita hamil. Mari kita telusuri lebih dalam mengenai kolestasis, termasuk penyebab, gejala, diagnosis, dan pengelolaannya.

Penyebab Kolestasis

Kolestasis dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk:

  • Kehamilan: Kolestasis intrahepatik kehamilan (Intrahepatic Cholestasis of Pregnancy, ICP) adalah jenis kolestasis yang terjadi selama kehamilan, biasanya terjadi di trimester ketiga.
  • Penyakit Hati: Seperti sirosis hati, kanker hati, atau penyakit hati lainnya.
  • Gangguan Saluran Empedu: Seperti batu empedu atau penyempitan saluran empedu.
  • Obat-obatan: Beberapa obat dapat menyebabkan kolestasis sebagai efek sampingnya.
  • Penyakit Genetik: Seperti sindrom Alagille atau sindrom Mirizzi.

Gejala Kolestasis

Gejala yang sering terkait dengan kolestasis meliputi:

  • Gatal yang sangat intens (pruritus), terutama di telapak tangan dan telapak kaki.
  • Kuning pada kulit dan putih mata (jaundice).
  • Kulit yang gelap (melasma).
  • Urin gelap.
  • Feses berwarna terang atau berwarna tanah liat.

Diagnosis Kolestasis

Diagnosis kolestasis biasanya melibatkan evaluasi berbagai tes dan pemeriksaan, termasuk:

  • Tes Fungsi Hati: Untuk menilai kesehatan hati dan fungsi empedu.
  • Pemeriksaan Darah: Untuk memeriksa tingkat enzim hati dan bilirubin.
  • USG atau MRI: Untuk memeriksa struktur hati, kandung empedu, dan saluran empedu.
  • Biopsi Hati: Dalam beberapa kasus, untuk diagnosis yang lebih mendalam.

Pengelolaan dan Perawatan

Pengelolaan kolestasis tergantung pada penyebabnya dan tingkat keparahannya. Langkah-langkah yang dapat dilakukan meliputi:

  • Pengendalian Gatal: Melalui penggunaan obat antipruritus yang aman untuk ibu dan janin.
  • Pemantauan Ketat: Untuk memantau fungsi hati dan kesehatan janin.
  • Manajemen Kehamilan: Kadang-kadang, perawatan seperti induksi persalinan lebih awal mungkin direkomendasikan untuk mengurangi risiko komplikasi.

Penting untuk konsultasi dengan dokter spesialis, seperti dokter kandungan atau hepatologis, untuk pengelolaan yang tepat. Dalam kasus kolestasis intrahepatik kehamilan, pemeriksaan teratur dan perawatan yang tepat dapat membantu meminimalkan risiko komplikasi serius pada ibu dan bayi yang sedang berkembang.

Melalui pemahaman yang lebih baik tentang kolestasis dan pendekatan yang komprehensif dalam pengelolaannya, diharapkan kita dapat mendukung kesehatan dan keselamatan bagi mereka yang terpengaruh oleh kondisi ini.

Baca Artikel Berikut : Kejadian Atresia Bilier pada Anak dengan Kolestasis

By admin