Hemodialisis adalah suatu prosedur medis yang digunakan untuk menggantikan fungsi ginjal yang tidak lagi bekerja dengan baik. Prosedur ini sangat penting bagi penderita gagal ginjal kronis atau akut, di mana ginjal tidak mampu lagi membuang limbah dan kelebihan cairan dari tubuh. Hemodialisis membantu menjaga keseimbangan kimia dalam darah, memastikan bahwa tubuh dapat berfungsi dengan baik meskipun ginjal mengalami kerusakan.

1. Apa Itu Hemodialisis?

Hemodialisis adalah jenis dialisis yang menggunakan mesin untuk menyaring darah di luar tubuh. Darah dipompa dari tubuh pasien melalui tabung ke dalam mesin dialisis, yang dikenal sebagai dialyzer atau ginjal buatan. Di dalam mesin ini, darah akan melewati filter khusus yang menghilangkan limbah, garam berlebih, dan cairan dari darah, yang kemudian dibuang dari tubuh. Setelah disaring, darah yang bersih dikembalikan ke dalam tubuh pasien.

2. Mengapa Hemodialisis Diperlukan?

Hemodialisis diperlukan ketika ginjal tidak lagi mampu menjalankan fungsinya untuk menyaring dan membuang zat-zat beracun dari darah. Ginjal yang sehat bertugas untuk menjaga keseimbangan elektrolit, mengatur tekanan darah, serta membuang limbah metabolik melalui urin. Pada penderita gagal ginjal, kemampuan ini hilang, sehingga limbah dan cairan menumpuk dalam tubuh, yang bisa berakibat fatal.

Beberapa kondisi yang sering memerlukan hemodialisis meliputi:

  • Gagal Ginjal Kronis: Kondisi di mana fungsi ginjal menurun secara bertahap, sering kali akibat penyakit diabetes, hipertensi, atau glomerulonefritis.
  • Gagal Ginjal Akut: Kondisi mendadak di mana ginjal berhenti berfungsi, biasanya disebabkan oleh trauma, infeksi berat, atau obat-obatan tertentu.
  • Keracunan Obat atau Zat Beracun: Dalam beberapa kasus keracunan, hemodialisis digunakan untuk mengeluarkan zat beracun dari tubuh dengan cepat.

3. Bagaimana Proses Hemodialisis Dilakukan?

Prosedur hemodialisis biasanya dilakukan di rumah sakit, klinik dialisis, atau bahkan di rumah dengan peralatan khusus. Prosedur ini melibatkan beberapa langkah utama:

  1. Akses Vaskular: Sebelum memulai hemodialisis, dokter akan membuat akses ke pembuluh darah pasien untuk memungkinkan darah dialirkan masuk dan keluar dari tubuh dengan mudah. Akses ini bisa berupa fistula arteriovenosa (AV), graft, atau kateter vena sentral, tergantung pada kondisi pasien.
  2. Penyaringan Darah: Darah dipompa melalui tabung ke dalam mesin dialisis, di mana darah akan melewati filter (dialyzer) yang terdiri dari ribuan serat halus. Serat ini memungkinkan cairan dan limbah keluar dari darah, tetapi menjaga sel darah dan molekul penting lainnya tetap berada dalam aliran darah.
  3. Pengembalian Darah: Setelah disaring, darah bersih dikembalikan ke tubuh pasien melalui tabung lain. Proses ini berlangsung secara terus-menerus selama beberapa jam, hingga semua darah dalam tubuh telah disaring.
  4. Frekuensi dan Durasi: Hemodialisis biasanya dilakukan tiga kali seminggu, dengan setiap sesi berlangsung sekitar 3 hingga 5 jam. Frekuensi dan durasi dialisis dapat bervariasi tergantung pada kondisi individu dan rekomendasi dokter.

4. Manfaat dan Risiko Hemodialisis

Hemodialisis memiliki banyak manfaat, terutama dalam memperpanjang dan meningkatkan kualitas hidup pasien dengan gagal ginjal. Namun, seperti prosedur medis lainnya, hemodialisis juga memiliki beberapa risiko yang perlu diperhatikan.

Manfaat:

  • Menggantikan Fungsi Ginjal: Hemodialisis membantu membersihkan darah dari limbah dan kelebihan cairan yang ginjal tidak bisa keluarkan, mencegah komplikasi serius seperti uremia (penumpukan limbah nitrogen dalam darah).
  • Menjaga Keseimbangan Elektrolit: Prosedur ini membantu menjaga kadar elektrolit seperti natrium, kalium, dan kalsium dalam tubuh, yang penting untuk fungsi normal otot dan saraf.
  • Membantu Mengatur Tekanan Darah: Hemodialisis membantu mengatur tekanan darah dengan mengeluarkan kelebihan cairan dan garam dari tubuh.

Risiko:

  • Tekanan Darah Rendah (Hipotensi): Salah satu komplikasi yang paling umum adalah penurunan tekanan darah selama atau setelah dialisis, yang bisa menyebabkan pusing, mual, atau bahkan pingsan.
  • Kram Otot: Beberapa pasien mengalami kram otot selama dialisis, kemungkinan disebabkan oleh perubahan cairan dan elektrolit dalam tubuh.
  • Infeksi: Risiko infeksi dapat meningkat, terutama di tempat akses vaskular. Infeksi yang tidak tertangani dengan baik dapat menjadi serius.
  • Anemia: Karena hemodialisis dapat menyebabkan kehilangan sejumlah kecil darah setiap kali dilakukan, beberapa pasien mungkin mengalami anemia dan memerlukan pengobatan tambahan.

5. Alternatif dan Pengembangan Lainnya

Selain hemodialisis, ada alternatif lain untuk pengobatan gagal ginjal, termasuk:

  • Peritoneal Dialysis: Metode dialisis yang menggunakan lapisan peritoneum di dalam perut untuk menyaring darah, bisa dilakukan di rumah oleh pasien sendiri.
  • Transplantasi Ginjal: Transplantasi ginjal adalah pilihan terbaik bagi banyak pasien dengan gagal ginjal, tetapi ketersediaan ginjal donor yang terbatas membuat hemodialisis menjadi pengobatan utama untuk banyak orang.

Teknologi dan metode baru terus dikembangkan untuk meningkatkan efisiensi dan kenyamanan hemodialisis, termasuk mesin dialisis portabel yang memungkinkan pasien melakukan dialisis di rumah atau saat bepergian.

Hemodialisis adalah prosedur penyelamat bagi jutaan orang di seluruh dunia yang hidup dengan gagal ginjal. Meskipun memerlukan komitmen yang signifikan dalam hal waktu dan perawatan, hemodialisis memberikan kualitas hidup yang lebih baik dan membantu pasien menjalani kehidupan yang lebih panjang dan sehat. Penting bagi pasien dan keluarganya untuk memahami prosedur ini, manfaatnya, serta risiko yang terkait, dan bekerja sama dengan tim medis untuk memastikan perawatan yang optimal.

Baca Artikel Berikut : Nilai Rujukan Hematologi pada Anak Indonesia

By admin