Kolestasis adalah kondisi medis yang terjadi ketika aliran empedu dari hati ke usus terganggu atau terhambat. Empedu adalah cairan pencernaan yang diproduksi oleh hati dan penting untuk pencernaan lemak serta penyerapan vitamin. Ketika kolestasis terjadi, empedu tidak dapat mengalir dengan baik dan menumpuk di hati, yang dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Artikel ini akan membahas pengertian kolestasis, penyebab, gejala, dan pengelolaan kondisi ini.

1. Pengertian Kolestasis

Kolestasis adalah kondisi di mana aliran empedu dari hati ke usus terhambat, baik karena masalah di dalam hati (kolestasis intrahepatik) atau karena hambatan di luar hati (kolestasis ekstrahepatik). Akibatnya, empedu menumpuk di hati dan bisa menyebabkan kerusakan pada jaringan hati serta mengganggu fungsi hati.

2. Penyebab Kolestasis

a. Kolestasis Intrahepatik

  • Penyakit Hati: Penyakit seperti hepatitis viral, sirosis hati, dan penyakit hati berlemak dapat menyebabkan kolestasis dengan merusak sel-sel hati dan sistem saluran empedu internal.
  • Gangguan Metabolik: Kondisi seperti penyakit Wilson atau kelainan genetik tertentu dapat mempengaruhi metabolisme empedu.

b. Kolestasis Ekstrahepatik

  • Obstruksi Saluran Empedu: Batu empedu, tumor, atau striktur (penyempitan) saluran empedu dapat menghalangi aliran empedu dari hati ke usus.
  • Penyakit Pancreatic: Pancreatitis atau kanker pankreas dapat menekan saluran empedu dan menyebabkan kolestasis.

c. Kolestasis Obat

  • Efek Samping Obat: Beberapa obat dapat menyebabkan kolestasis sebagai efek samping, termasuk obat-obatan tertentu yang mempengaruhi metabolisme empedu.

3. Gejala Kolestasis

a. Gejala Umum

  • Jaundice: Kuningnya kulit dan mata akibat penumpukan bilirubin dalam darah.
  • Pruritus: Gatal-gatal pada kulit yang disebabkan oleh akumulasi asam empedu dalam darah.
  • Feses Berwarna Pucat: Feses yang lebih terang dari biasanya karena kurangnya bilirubin dalam feses.
  • Urine Gelap: Urine yang berwarna gelap akibat penumpukan bilirubin.

b. Gejala Lain

  • Nyeri Perut: Nyeri atau ketidaknyamanan di perut bagian atas, sering kali terkait dengan gangguan saluran empedu.
  • Kelelahan: Kelelahan atau rasa lemah umum yang dapat terjadi akibat gangguan fungsi hati.

4. Diagnosis Kolestasis

a. Pemeriksaan Laboratorium

  • Tes Darah: Tes fungsi hati, termasuk kadar bilirubin, alkali fosfatase, dan enzim hati lainnya, dapat menunjukkan adanya kolestasis.
  • Tes Biokimia: Pemeriksaan kadar asam empedu dalam darah dapat membantu mengidentifikasi kolestasis.

b. Pemeriksaan Gambar

  • Ultrasonografi: Ultrasonografi perut dapat mengidentifikasi obstruksi atau batu empedu.
  • CT Scan atau MRI: Pemindaian ini dapat memberikan gambaran lebih detail tentang saluran empedu dan jaringan sekitarnya.
  • Kolangiografi: Pemeriksaan saluran empedu menggunakan zat pewarna dan sinar-X untuk visualisasi obstruksi atau gangguan.

5. Pengelolaan dan Perawatan

a. Penanganan Berdasarkan Penyebab

  • Obstruksi Saluran Empedu: Pengobatan bisa mencakup pembedahan untuk menghilangkan batu empedu atau tumor, atau prosedur endoskopi untuk membuka saluran yang tersumbat.
  • Penyakit Hati: Terapi tergantung pada penyebab yang mendasarinya, seperti pengobatan hepatitis atau penanganan sirosis hati.

b. Perawatan Simtomatik

  • Manajemen Gatal: Obat antihistamin atau kolestiramin dapat membantu mengatasi gatal-gatal yang disebabkan oleh kolestasis.
  • Penyuluhan Diet: Diet khusus mungkin diperlukan untuk mengelola masalah pencernaan dan penyerapan lemak.

c. Pemantauan dan Perawatan Lanjutan

  • Pemantauan Kesehatan: Pemantauan berkala fungsi hati dan tes laboratorium penting untuk menilai perkembangan kondisi dan efektivitas perawatan.
  • Terapi Dukungan: Dalam kasus kolestasis kronis, perawatan jangka panjang dan dukungan medis berkelanjutan mungkin diperlukan.

Kolestasis adalah gangguan aliran empedu yang dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, baik di dalam maupun di luar hati. Gejalanya termasuk jaundice, gatal-gatal, dan perubahan warna feses serta urine. Diagnosis melibatkan tes laboratorium dan pencitraan untuk menentukan penyebab yang mendasarinya. Penanganan kolestasis harus didasarkan pada penyebabnya dan melibatkan perawatan simtomatik serta pemantauan kesehatan yang cermat. Dengan pendekatan yang tepat, banyak kasus kolestasis dapat dikelola dengan efektif untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.

Baca Artikel Berikut : Laporan Kasus Langka Bayi Kolodion dan Kolestasis

By admin