FTMM NEWS – Pelonjakkan harga BBM per tahunnya merupakan masalah yang tiada habisnya. Pasalnya, bahan bakar fosil sendiri yang kian tahun semakin menipis, mendorong inovasi-inovasi terbaru dalam menanggulangi kelangkaan bahan bakar ini. Studi mengenai biofuel berbahan dasar biomassa salah satunya. Adanya revolusi terkini, biofuel berbahan dasar alga menjadi perbincangan hangat dikalangan masyarakat. Selain itu, pemanasan global akibat emisi karbon yang sedang marak pada kota-kota besar membutuhkan jawaban dan penanganan secara cepat. Biofuel dari biomassa alga merupakan solusi tepat dalam menanggulangi krisis masalah tersebut. Namun, produksi bahan biofuel alga masih terbatasi oleh biaya produksi yang mahal, waktu yang lama dan membutuhkan energi yang besar.

Tren baru sumber energi?

Dewasa ini, tren nanoteknologi menjadi pilihan yang tepat dalam pengembangan biofuel. Perkembangan terbaru dalam nanoteknologi telah menghasilkan ketersediaan alternatif yang dapat diandalkan, bebas risiko, dan hemat biaya. Pengaplikasiannya berupa penambahan nanomaterial ke dalam kultur alga dengan tujuan meningkatkan pertumbuhan, kandungan lipid dan meningkatkan pengaplikasian pada ekstrasi lipid. Berbeda dengan pelarutan, metode ekstraksi lipid dari nanomaterial menawarkan hasil yang tidak beracun, dapat menambah proporsi ekstraksi minyak lebih tinggi. Proses ini melibatkan nanoenkapsulasi fitokimia yang terperoleh dari alga untuk mempertahankan kemampuan fungsionalnya dan mencegah degradasi. Contohnya pada penggunaan nano NiO sebagai agen disrupsi dan katalis dalam sintesis biomassa dari mikroalga Nannochloropsis oculata. Faktanya, penggunaan nano NiO menghasilkan produk lebih baik daripada katalis NaOH dan mencapai persentase konversi minyak menjadi biofuel sebesar 89,72 persen. Katalis nano NiO juga memiliki kelebihan lain, seperti ketahanan yang tinggi terhadap reaksi saponifikasi serta memiliki sifat rigid yang baik. Bahkan, peningkatan produksi biomassa alga dapat memanfaatkan nanobubbles dan microbubbles dalam Airlift Loop Bioreactor sehingga suspensi sel-sel alga terdorong menyebar. Alhasil, memungkinkan fotosintesis secara efisien untuk menghasilkan biomassa dalam jumlah signifikan.

Artami, R. J. (2023) ‘Tren Pemanfaatan Biofuel Global Dan Nasional’, Buletin Profesi Insinyur, 5(July), p. 3.
Thanigaivel, S., Rajendran, S., Gnanasekaran, L., Chew, K. W., Tran, D. T., Tran, H. D., Nghia, N. K., & Show, P. L. (2023) ‘Nanotechnology for improved production of algal biofuels: a review’, Environmental Chemistry Letters, 21(2), pp. 821–837.

Penulis : Alya Keisya Wahyudi
Editor : Muhammad Alesha Fadhana

source
https://unair.ac.id

By sintek