Banyak cerita fiksi ilmiah yang memakai premis ekspedisi waktu ataupun mesin waktu. Cerita ini kerapkali terkenal serta disukai pemirsa sebab dikira menarik sebab lekat dengan teknologi canggih. Tetapi, apakah ekspedisi waktu betul- betul bisa jadi bisa dicoba, ataupun cuma fiksi ilmiah?

Buat menarangkan konsep ekspedisi waktu, Barak Shoshany, Assistant Professor, Physics, Brock University menulis buat The Conversation. Dia pula menerbitkan hasil analisisnya dalam pre- print General Relativity and Quantum Cosmology oleh Cornell University dengan judul” Wormhole Time Machines and Multiple Histories” secara daring.

Bagi analisisnya, ekspedisi waktu secara teori bisa jadi dicoba namun perkaranya setelah itu terdapat di dunia nyata yang setelah itu menjadikannya tidak realistis. Ekspedisi waktu jadi tidak bisa jadi dicoba sebab hendak terjalin paradoks.

Semacam dikenal, uraian modern kita memandang waktu serta sebab- akibat berasal dari relativitas universal. Teori Albert Einstein mencampurkan ruang serta waktu jadi satu kesatuan serta membagikan uraian yang sangat rumit tentang gimana keduanya bekerja.

Kerumitan itu apalagi dikira terletak pada tingkatan yang tidak tertandingi oleh teori mapan yang lain. Teori ini sudah terdapat sepanjang lebih dari 100 tahun, serta sudah diverifikasi secara eksperimental dengan presisi yang sangat besar, sehingga fisikawan lumayan percaya teori ini membagikan deskripsi akurat tentang struktur kausal Alam Semesta kita.

Sepanjang sebagian dekade, fisikawan sudah berupaya memakai relativitas universal buat mencari ketahui apakah ekspedisi waktu itu bisa jadi. Nyatanya Kamu bisa menuliskan persamaan yang menggambarkan ekspedisi waktu serta seluruhnya kompatibel serta tidak berubah- ubah dengan relativitas.

Hendak namun fisika tidaklah matematika, serta persamaan tidak terdapat maksudnya bila tidak cocok dengan apa juga dalam realitas. Terdapat 2 permasalahan utama yang membuat kami berpikir kalau persamaan ini bisa jadi tidak realistis.

Permasalahan awal merupakan permasalahan instan: membangun mesin waktu nyatanya memerlukan modul eksotis, ialah modul dengan tenaga negatif.

” Seluruh modul yang kita amati dalam kehidupan tiap hari mempunyai tenaga positif—materi dengan tenaga negatif tidaklah suatu yang dapat Kamu temukan begitu saja,” tulisnya.

Dari mekanika kuantum, kita ketahui kalau modul semacam itu secara teoretis bisa terbuat, namun dalam jumlah yang sangat kecil serta dalam waktu yang sangat pendek. Tetapi, tidak terdapat fakta kalau tidak bisa jadi menghasilkan modul eksotis dalam jumlah yang lumayan.

Permasalahan utama yang lain kurang instan, namun lebih signifikan. Pengamatan kalau ekspedisi waktu nyatanya berlawanan dengan logika, dalam wujud paradoks ekspedisi waktu.

Terdapat sebagian tipe paradoks semacam itu, namun yang sangat bermasalah merupakan paradoks konsistensi. Suatu kiasan terkenal dalam fiksi ilmiah, paradoks konsistensi terjalin tiap kali terdapat peristiwa tertentu yang menuju pada pergantian masa kemudian, namun pergantian itu sendiri menghindari peristiwa ini terjalin di tempat awal.

” Misalnya, pertimbangkan skenario di mana aku merambah mesin waktu aku, memakainya buat kembali ke waktu 5 menit, serta menghancurkan mesin itu lekas sehabis aku hingga ke masa kemudian. Saat ini sehabis aku menghancurkan mesin waktu, tidak bisa jadi untuk aku buat memakainya 5 menit setelah itu,” tulis Shoshany.

” Namun bila aku tidak bisa memakai mesin waktu, hingga aku tidak bisa kembali ke masa kemudian serta menghancurkannya. Sebab itu, itu tidak dihancurkan, jadi aku dapat kembali ke masa kemudian serta menghancurkannya. Dengan kata lain, mesin waktu dihancurkan bila serta cuma bila tidak dihancurkan.”

Sebab tidak bisa dihancurkan serta tidak dihancurkan secara bertepatan, skenario ini tidak tidak berubah- ubah serta jadi paradoks.

Sedangkan itu, di dalam fiksi ilmiah terdapat kesalahpahaman universal kalau paradoks bisa diciptakan. Penjelajah waktu umumnya diperingatkan buat tidak membuat pergantian signifikan pada masa kemudian serta menjauhi berjumpa diri mereka di masa kemudian sebab alibi paradoks.

Tetapi dalam fisika, paradoks tidaklah peristiwa yang betul- betul bisa terjalin. Ini merupakan konsep teoretis murni yang menuju pada inkonsistensi dalam teori itu sendiri serta bukan sebab itu beresiko, namun menyiratkan itu tidak bisa jadi terjalin.

Hendak namun, lebih jauh lagi, semesta hendak jadi tempat yang jauh lebih menarik bila alih- alih melenyapkan ekspedisi waktu sebab paradoks, kita dapat melenyapkan paradoks itu sendiri.

Salah satu upaya buat membongkar paradoks ekspedisi waktu merupakan konjektur konsistensi diri fisikawan teoretis Igor Novikov, yang pada dasarnya melaporkan kalau Kamu bisa melaksanakan ekspedisi ke masa kemudian, namun Kamu tidak bisa mengubahnya.

Bagi Novikov, bila aku berupaya buat menghancurkan mesin waktu aku 5 menit yang kemudian, aku hendak menciptakan kalau tidak bisa jadi buat melaksanakannya. Hukum fisika entah gimana hendak bersekongkol buat melindungi konsistensi.

Bila demikian, lalu apa manfaatnya kembali ke masa kemudian bila Kamu tidak dapat mengganti masa kemudian?

” Pekerjaan terakhir aku, bersama dengan siswa aku Jacob Hauser serta Jared Wogan, menampilkan kalau terdapat paradoks ekspedisi waktu yang tidak bisa dituntaskan oleh dugaan Novikov.”

www.unair.ac.id

By sintek